March in April
Monday, April 03, 2017
Tidak banyak novelis perempuan yang saya baca buku-bukunya. Di antara yang sedikit itu antara lain adalah Elizabeth Kostova, Cornelia Funke, Harper Lee, dan Allison Hoover Bartlett. Saya bahkan belum pernah membaca satupun buku-buku karya Enid Blyton, Agatha Christie, atau JK Rowling.
Sejauh yang bisa saya ingat, novel-novel yang saya baca selama ini kebanyakan ditulis oleh novelis pria. Sebut saja Umberto Eco, Paulo Coelho, John Grisham, Orhan Pamuk, Kazuo Ishiguro, Dan Brown, dan Robert Harris. Penulis lokal pun begitu. Saya mencoba untuk mengingat-ingat siapa novelis perempuan Indonesia yang sudah saya baca bukunya sampat tamat, dan hasilnya ternyata nihil. Tercatat, hanya Ahmad Tohari, Pramoedya, Mochtar Lubis, Remy Silado, Seno Gumira Ajidarma, Kang Abik, atau Rizky Ridyasmara yang novel-novelnya pernah saya baca sampai habis.
Saya baru sadar dengan fakta betapa jarangnya saya membaca novel yang ditulis oleh perempuan itu ketika membaca buku Geraldine Brooks berjudul Kapten March. Buku ini saya dapatkan di sebuah toko buku bekas dalam kondisi tersegel dengan harga yang cukup murah. Sebenarnya, sudah lama saya melihatnya terselip di antara tumpukan novel-novel lain tapi saya abaikan. Entah kenapa, hari Sabtu (1/4) kemarin saya justru tergugah untuk membelinya dan langsung membacanya ketika sampai di rumah. [libridiary]
Cikokol, April 2017
Sejauh yang bisa saya ingat, novel-novel yang saya baca selama ini kebanyakan ditulis oleh novelis pria. Sebut saja Umberto Eco, Paulo Coelho, John Grisham, Orhan Pamuk, Kazuo Ishiguro, Dan Brown, dan Robert Harris. Penulis lokal pun begitu. Saya mencoba untuk mengingat-ingat siapa novelis perempuan Indonesia yang sudah saya baca bukunya sampat tamat, dan hasilnya ternyata nihil. Tercatat, hanya Ahmad Tohari, Pramoedya, Mochtar Lubis, Remy Silado, Seno Gumira Ajidarma, Kang Abik, atau Rizky Ridyasmara yang novel-novelnya pernah saya baca sampai habis.
Saya baru sadar dengan fakta betapa jarangnya saya membaca novel yang ditulis oleh perempuan itu ketika membaca buku Geraldine Brooks berjudul Kapten March. Buku ini saya dapatkan di sebuah toko buku bekas dalam kondisi tersegel dengan harga yang cukup murah. Sebenarnya, sudah lama saya melihatnya terselip di antara tumpukan novel-novel lain tapi saya abaikan. Entah kenapa, hari Sabtu (1/4) kemarin saya justru tergugah untuk membelinya dan langsung membacanya ketika sampai di rumah. [libridiary]
Cikokol, April 2017
0 comments