Kei dan Buku-Buku Lawas Lainnya
Friday, August 15, 2014
Mampir sejenak di ruangan sekretaris di lantai dua adalah
ritual harian yang saya lakukan nyaris setiap pagi saat baru tiba di kantor. Yang
saya lakukan adalah membaca koran Luwuk Post edisi terbaru sambil ngobrol
ngalor-ngidul dengan teman-teman sekantor yang juga biasa singgah di situ, atau
bertanya kepada Angga, sang sekretaris, bilamana ada paket untuk saya terutama
paket-paket yang dikirim melalui pos. Rutinitas pagi sebelum masuk ke ruangan
saya di lantai tiga itu nyaris tak pernah saya lewatkan kecuali jika saya
sedang dinas luar atau sedang ada keperluan yang tidak bisa ditinggalkan.
Tadi pagi, pun begitu. Setelah sampai di lantai dua, saya langsung membelok ke kanan dan menuju ke ruang sekretaris. Ruangan itu ternyata masih kosong. Saat saya hendak keluar, Angga datang sambil membawa mie seduh yang aroma gurihnya menguar dari uapnya yang mengepul-ngepul. Saya kembali masuk ke dalam ruangan dan duduk di sebuah kursi yang ada di samping mejanya, bertanya apakah sudah ada koran baru yang masuk. Angga menjawab belum. Saya juga bertanya apakah ada paket buat saya dan ternyata ada. Paket itu datangnya kemarin, kata Angga. Saya lalu mengambil paket yang terbungkus kertas kalender berwarna putih polos itu dan melihat nama pengirimnya. Akhirnya datang juga buku-buku ini.
Pekan kemarin, dan juga pekan ini, saya memang membeli beberapa buku dari seorang penjual buku online di facebook. Mas Trisna namanya. Buku-buku yang saya beli itu dibagi menjadi dua batch. Batch pertama datang kemarin (14/8) dan baru saya terima pagi ini (15/8). Buku-buku yang saya beli dari mas Trisna kebanyakan buku lama. Rasa-rasanya hanya ada dua buku berusia “muda” yang saya beli tempo hari itu. Buku tersebut judulnya adalah Analisis Teks Media karangan Alex Sobur, dan Kei, karangan Erni Aladjai. Analisis Teks Media diterbitkan oleh penerbit Rosda, cetakan VI tahun 2012, sedangkan Kei diterbitkan oleh Gagas Media, cetakan I tahun 2013. Erni adalah seorang penulis asal Banggai Kepulauan yang karyanya meraih penghargaan sebagai Pemenang Unggulan Dewan Kesenian Jakarta tahun 2012 lalu. Saya termasuk menggemari beberapa tulisannya yang tersimpan di blog pribadinya. Di sebuah daerah yang budaya bertutur masih sangat kuat dan budaya tulis-menulis justru sebaliknya, hadirnya buku-buku karya penulis lokal yang lahir dan besar dalam suasana seperti itu menyimpan daya tariknya tersendiri. Saya berjanji kepada diri saya sendiri akan membaca buku ini sampai tuntas dan menceritakan kesan-kesan saya setelah membacanya.
Selain Kei dan Analisis Teks Media, buku-buku lain yang baru datang kemarin di antaranya adalah sebagai berikut:
Tadi pagi, pun begitu. Setelah sampai di lantai dua, saya langsung membelok ke kanan dan menuju ke ruang sekretaris. Ruangan itu ternyata masih kosong. Saat saya hendak keluar, Angga datang sambil membawa mie seduh yang aroma gurihnya menguar dari uapnya yang mengepul-ngepul. Saya kembali masuk ke dalam ruangan dan duduk di sebuah kursi yang ada di samping mejanya, bertanya apakah sudah ada koran baru yang masuk. Angga menjawab belum. Saya juga bertanya apakah ada paket buat saya dan ternyata ada. Paket itu datangnya kemarin, kata Angga. Saya lalu mengambil paket yang terbungkus kertas kalender berwarna putih polos itu dan melihat nama pengirimnya. Akhirnya datang juga buku-buku ini.
Pekan kemarin, dan juga pekan ini, saya memang membeli beberapa buku dari seorang penjual buku online di facebook. Mas Trisna namanya. Buku-buku yang saya beli itu dibagi menjadi dua batch. Batch pertama datang kemarin (14/8) dan baru saya terima pagi ini (15/8). Buku-buku yang saya beli dari mas Trisna kebanyakan buku lama. Rasa-rasanya hanya ada dua buku berusia “muda” yang saya beli tempo hari itu. Buku tersebut judulnya adalah Analisis Teks Media karangan Alex Sobur, dan Kei, karangan Erni Aladjai. Analisis Teks Media diterbitkan oleh penerbit Rosda, cetakan VI tahun 2012, sedangkan Kei diterbitkan oleh Gagas Media, cetakan I tahun 2013. Erni adalah seorang penulis asal Banggai Kepulauan yang karyanya meraih penghargaan sebagai Pemenang Unggulan Dewan Kesenian Jakarta tahun 2012 lalu. Saya termasuk menggemari beberapa tulisannya yang tersimpan di blog pribadinya. Di sebuah daerah yang budaya bertutur masih sangat kuat dan budaya tulis-menulis justru sebaliknya, hadirnya buku-buku karya penulis lokal yang lahir dan besar dalam suasana seperti itu menyimpan daya tariknya tersendiri. Saya berjanji kepada diri saya sendiri akan membaca buku ini sampai tuntas dan menceritakan kesan-kesan saya setelah membacanya.
Selain Kei dan Analisis Teks Media, buku-buku lain yang baru datang kemarin di antaranya adalah sebagai berikut:
- Pemuda dan Revolusi karangan Fathi Yakan terbitan Media Dakwah (cetakan III tahun 1990)
- Tentang Kebenaran (Manusia dan Kebenaran) karangan Yusuf Qardhawy terbitan Pustaka (cetakan I tahun 1988)
- Pasang Surut Gerakan Islam karangan Yusuf Qardhawy terbitan Media Dakwah (cetakan II tahun 1990)
- Islam dan Globalisasi Dunia karangan Yusuf Qardhawy terbitan Pustaka Al Kautsar (cetakan I tahun 2001)
- Ijtihad Kontemporer karangan Yusuf Qardhawy terbitan Risalah Gusti (cetakan II tahun 2000)
- Karakteristik Islam Kajian Analitik karangan Yusuf Qardhawy terbitan Risalah Gusti (cetakan V tahun 2000)
- 70 Tahun Al Ikhwan Al Muslimun karangan Yusuf Qardhawy terbitan Pustaka Al Kautsar (cetakan I tahun 1999)
Salah satu buku yang menarik perhatian saya adalah yang berjudul Tentang Kebenaran. Bukunya tipis, covernya berwarna cokelat tua dan kertasnya sudah mulai menguning. Buku itu juga terbit dalam edisi lain dengan judul yang berbeda: Manusia dan Kebenaran. Meski saya belum membaca buku ini secara keseluruhan dan baru membaca beberapa belas halamannya saja, saya langsung tersedot untuk membaca buku bergaya dialog antara murid dan guru itu sampai tuntas sesegera mungkin.
Dengan berlalunya hari dan berjalannya waktu, buku-buku datang silih-berganti. Mereka dengan setia menanti di pojok lemari yang berdebu, atau di antara tumpukan buku-buku lainnya. Andai mereka bisa berkata, mungkin mereka akan bertanya-tanya kepada pemiliknya, kapan aku akan kau sapa dan baca. Semoga saya bisa meluangkan waktu untuk membacai semua buku yang ada di rumah. Semoga. [mylibridiary]
Kilongan, Agustus 2014
0 comments