Sepotong Kisah Tentang Najib Kailani Sang Sastrawan Haraki

Saturday, April 20, 2013




Najib Kailani. Pernah dengar nama ini?

Kalau belum pernah mendengar nama itu, saya nggak akan heran. Wajar saja. Nama Najib Kailani memang tidak setenar sastrawan senegaranya, Najib Mahfuz. Atau tidak setenar Thaha Husain yang juga berasal dari negara yang sama dengannya. Mesir? Ya, Mesir. Najib Kailani adalah salah satu sastrawan besar asal Mesir. Kenapa namanya tidak setenar kedua nama setelahnya? Karena Najib Kailani memiliki afiliasi politik dengan Al Ikhwan Al Muslimun. Tau sendiri lah, hubungan tak harmonis antara rezim militer Mesir dengan jamaah Al Ikhwan.

Tentang siapa sosok Najib Kailani, silakan baca di link ini.

Saya termasuk pengagum tulisan-tulisan Najib. Nyaris semua novel terjemahannya pernah saya baca. Saya juga mengoleksi beberapa bukunya, meski belakangan ada sekitar tiga buah buku yang hilang karena keteledoran orang yang meminjamnya. Sampai hari ini saya masih menyesali hilangnya buku itu. Bukan kenapa, buku-buku Najib Kailani termasuk sangat sulit ditemui, apalagi bila buku itu termasuk terbitan lama.

Tapi ada alasan lain mengapa saya nyesel banget dengan kehilangan buku-buku itu.

Ceritanya sekitar setahun lalu, saya pernah ditelepon seseorang dari Papua. Saya tidak kenal dengannya, dia juga tidak kenal dengan saya. Kita berdua tidak pernah bersua, tak pernah bertatap muka. Sekonyong-konyong orang itu bertanya apakah saya punya buku Najib Kailani berjudul anu, karna kalo ada, orang itu berniat meminjamnya sebagai bahan penyusunan skripsinya. Sayang saya tidak bisa memenuhi permintaan mulia itu, karena buku yang dimintanya hilang! Sampai hari ini penyesalan karena hilangnya buku itu masih membekas.

Sampai hari ini, saya masih berburu buku-buku Najib, terutama yang edisi terjemahannya. Saya juga masih memburu beberapa edisi aslinya serta edisi berbahasa non Indonesia yang ternyata sangat sulit untuk didapatkan. Saya sudah muter-muter di ebay, amazon, beberapa toko buku online yang tersebar di dunia maya tapi hasilnya nihil. Pernah juga berniat meminta tolong kepada seorang kenalan yang tinggal di Mesir, tapi saya khawatir merepotkannya.

Harapan untuk memiliki buku-buku karya Najib dalam cetakan berbahasa non Indonesia pun tumbuh ketika sekitar sebulan yang lalu ada seorang Ustadz di Luwuk yang berkesempatan untuk bertolak ke Mesir dalam rangka menghadiri acara penggalangan dana untuk Palestina. Nama beliau Ust Iswan Lc, ketua DPD PKS Kabupaten Banggai. Beberapa hari sebelum keberangkatannya, saya menitip pesan kepada beliau untuk membelikan saya buku-buku Najib Kailani, semua bukunya kalo perlu, bila menemukannya di toko-toko buku di Mesir. Beliau pun menyanggupinya dan saya sangat berterimakasih kepada beliau.

Oh iya, kenapa harus Najib Kailani?

Saya suka semua tulisannya, sebatas yang saya miliki, tentu saja. Tulisan-tulisan Najib selalu bernuansa muram, tertindas, tapi tetap penuh optimis. Selalu ada pergulatan batin mengenai makna kemerdekaan dan keberartian hidup saat membaca karya-karyanya. Tak ada tulisannya yang membosankan. Semuanya selalu mendebarkan, menggemaskan, dan kadang terlalu sendu karena saking suramnya.

Tulisan-tulisan Najib selalu mengajarkan kepada saya, khususnya, agar senantiasa memelihara optimisme akan kebaikan dan masa depan yang cerah, sekecil apapun peluang untuk kebaikan atau peluang itu ada. Optimisme, kata Anis Matta, adalah titik tengah antara idealisme dengan realita. Dalam segala hal ada keterbatasan, ada kesempitan, ada kesulitan. Akan tetapi, keterbatasan bukanlah alasan untuk tidak berjuang. Begitu yang saya yakini.

Bila Anda pernah membaca buku The Year of Living Dangerously-nya Christopher Koch yang bertutur tentang kisah cinta seorang jurnalis Australia bernama Guy Hamilton dan Jill berlatar belakang kolapsnya pemerintahan orde lama Soekarno, maka Najib telah mendahuluinya dalam novelnya yang berjudul Gadis Jakarta (Adzra Jakarta) . Gadis Jakarta juga berkisah tentang perlawanan bangsa Indonesia dalam menghalau paham komunis yang makin menggurita. Novel ini sangat menarik, karena dibuat penulisnya yang belum pernah sama sekali menginjakkan kakinya ke Indonesia. Hal ini makin menegaskan posisi Najib sebagai sastrawan Ikhwan yang, konon kabarnya, pernah menjalin hubungan dengan Indonesia di masa pra kemerdekaan.

Informasi tentang Najib Kailani memang belum banyak, khususnya yang berbahasa latin. Ketika saya menggugling namanya, hasilnya juga tidak memuaskan. Masih ada banyak sisi lain seorang Najib yang belum terungkap dengan lebar. Tentang apa motivasinya menjadi seorang sastrawan, padahal ia adalah seorang dokter, tentang siapa sastrawan yang paling memengaruhinya, serta keterlibatannya dengan Al Ikhwan Al Muslimun yang membuatnya pernah dipenjara tiran Mesir selama beberapa tahun. Kehadiran Najib Kailani di jagat sastra Islam dunia, tentunya membawa nuansa tersendiri, terlepas pro dan kontra tentang novel dan cerita fiksi yang tentunya bukan domain tulisan ini.

Anda yang punya informasi lebih tentang sosok Najib mungkin bisa berbagi di sini. Saya tentu akan sangat bersyukur bila ada yang bisa menambahkan dan memperluas informasi tentang Najib yang masih sangat langka ini, yang bahkan sampai hari ini saya belum pernah melihat wajah sastrawan haraki itu secara jelas dan terang.

Sampai hari ini, sudah lebih dari lima belas buku terjemahannya yang saya miliki. Jumlah ini sebenarnya bisa lebih karena alasan yang saya sebutkan di awal tulisan ini. jumlah yang masih sangat jauh dari kata cukup untuk memuaskan dahaga saya dengan tulisan-tulisannya yang menggerakkan. [perpustakaanpribadiku.blosgspot.com]


Kilongan, April 2013 

You Might Also Like

8 comments

  1. terimakasih atas informasinya. sy jg berniat membuat skripsi dari novel Beliau yg berjudul Gadis Jakarta, namun sy memerlukan novel berbahsa Arabnya dan sampai sekarang saya belum menemukannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Azra Jakarta, buku Gadis Jakarta yang berbahasa Arab saya punya. Kalau mau mengkopi silakan hubungin saya aja di watsap/sms 0813 5426 4716. Dengan senang hati akan saya kopikan :)

      Delete
  2. novel Malikat al-Inab sudahkah diterjemahkan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. coba nanti saya liat di rumah ya.. seinget saya sih belum

      Delete
  3. maaf mau tanyaaa.. ada yang punya novel versi arab al zhil al aswad?? makasih..

    ReplyDelete
  4. saya punya tapi yg versi terjemahannya

    ReplyDelete
  5. Maaf mau tanya, kalo terjemahan novel layali turkistan ada gak? Syukron

    ReplyDelete
    Replies
    1. ada banyak terjemahan layali turkistan, salah satunya terbitan zikrul hakim yg judulnya Night in Turkistan

      Delete